Saturday, November 8, 2008

Serba Salah

Alkisah, dahulu kala ada seorang petani yang hendak menjual kudanya ke kota.
Ia pergi bersama anaknya yang masih muda untuk menjual kuda itu.

Dalam perjalanan kesana, anaknya menunggangi kuda tersebut, sementara sang ayah berjalan disampingnya. Di tengah perjalanan, mereka berpapasan dengan sekelompok orang-orang yang menyindir mereka. "Eh, kurang ajar bener sih tu anak. Dia masih sehat dan kuat gitu kok naik kuda, malah ngebiarin bapaknya yg tua renta itu jalan. Oo, dasar anak durhaka!"
Petani dan anaknya saling berpandangan. Anaknya berkata "Betul jg ya Pak, Bapak sudah tua, harusnya Bapak saja yg naik kuda ini dan saya yg jalan."
Maka mereka berganti posisi. Bapaknya naik kuda, dan anaknya yang berjalan disampingnya.
Lalu mereka berpapasan lagi dengan sekelompok orang yang juga mengomentari mereka, "Eh tu Bapak kok jahat amat sih ya, anaknya dah kurus gitu disuruh jalan sementara dia yg gendut subur gitu malah naik kuda. Wah, gak punya perasaan emang tuh bapak!"
Petani dan anaknya pun berpikir lagi. "Iya juga ya nak ya, kamu kurus gitu masak Bapak suruh jalan. Gimana kalo sekarang kita sama2 jalan saja biar adil!" gitu kata sang petani dan anaknya pun setuju.
Lalu mereka berdua sama2 berjalan menuntun kuda tersebut. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan beberapa orang lagi. Orang2 ini pun juga mengomentari mereka. Katanya "Ni bapak sama anak kok bego bener ya. Punya kuda malah jalan kaki. Trus buat apa donk kudanya kalo cmn dituntun gitu?" Naas bener, kali ini mereka malah diketawain.
Petani itupun garuk-garuk kepala. "Bener juga sih kata mereka, kok kita ini bego bener, punya kuda tapi malah jalan kaki. Kalo gt sekarang kita berdua naik kuda aja Nak, biar adil!" Petani itu berujar. "Baiklah Pak" jawab anaknya.
Mereka berdua kemudian menaiki kuda itu, dengan keyakinan kalo nanti ketemu orang, mereka ga bakal dikomentarin miring lagi.
Bener aja, mereka berpapasan lagi dengan sejumlah orang. Tapi apa daya, lagi-lagi mereka dikritik juga, "Apa-apan 2 orang ini. Kuda kurus gitu kok dinaikin 2 orang. Gede-gede lagi. Kejam nian mereka, bener2 tidak berperikebinatangan!"
Petani dan anak itupun cuma bisa menghela napas. Lagi2 mereka dikritik. Ga ada yg bener nih keknya.
Akhirnya dengan mangkel anaknya bilang, "Ya sudahlah Pak. Kita gendong saja kuda ini sampe kota! Biar ga ada yg ribut lagi!"


Huakakakaka...


Moral of the story: ada 2 macam kritik: kritik yang membangun, dan kritik yg ga usah didengerin. Sekarang pinter2 kita aja memilah2 kritik, yg mana yg bisa membuat kita lebih baik, dan mana yang ga perlu dipikirin.


Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home